Dalam dunia HR dan perekrutan, selalu ada topik-topik baru yang menarik perhatian. Salah satunya adalah apakah pengecekan SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) perlu dilakukan saat meng-hire pegawai, baik untuk posisi tetap maupun kontrak. Topik ini mungkin tidak terlalu sering dibahas, tapi cukup penting karena menyangkut proses penilaian kandidat. Mari kita bahas lebih dalam apakah pengecekan SLIK ini relevan untuk perekrutan.
Apa Itu SLIK dan Mengapa Ada yang Menggunakannya untuk Perekrutan?
Bagi yang belum familiar, SLIK adalah sistem dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat riwayat kredit seseorang. Biasanya, bank atau lembaga keuangan menggunakan SLIK untuk mengecek apakah calon debitur punya riwayat pembayaran yang baik. Namun, sekarang beberapa perusahaan mulai mempertimbangkan pengecekan SLIK calon pegawai. Alasannya? Karena riwayat kredit dianggap bisa memberikan gambaran tentang kondisi finansial seseorang, yang bisa jadi memengaruhi stabilitas mereka di tempat kerja.
Bayangkan jika seorang calon pegawai memiliki banyak tunggakan atau kredit bermasalah (KOL 3-5). Ini bisa menjadi tanda adanya tekanan finansial yang cukup serius. Kekhawatiran yang muncul adalah bagaimana jika tekanan tersebut mempengaruhi konsentrasi kerja atau bahkan menimbulkan risiko gangguan, misalnya dari penagih utang? Di sinilah pengecekan SLIK dianggap bisa menjadi langkah preventif untuk memitigasi risiko ini.
Apakah SLIK Benar-Benar Relevan untuk Semua Posisi?
Meski terlihat masuk akal, pengecekan SLIK tidak selalu tepat untuk setiap posisi. Sebagai HR atau rekruter, kita juga perlu mempertimbangkan privasi dan keadilan bagi para kandidat. Setiap orang memiliki perjalanan finansialnya masing-masing, dan terkadang masalah finansial terjadi bukan karena kesalahan pribadi melainkan keadaan yang tidak bisa mereka kendalikan. Mengecek riwayat kredit seseorang bisa terasa terlalu invasif dan bisa jadi “menutup pintu” bagi mereka yang mungkin sebenarnya punya kompetensi tinggi namun sedang berjuang memperbaiki keuangan pribadi.
Pengecekan SLIK mungkin lebih relevan untuk posisi yang melibatkan tanggung jawab finansial atau akses ke informasi sensitif. Misalnya:
- Posisi Keuangan atau Akuntansi: Riwayat kredit yang baik bisa menjadi salah satu indikator bahwa kandidat memiliki manajemen finansial pribadi yang baik.
- Posisi dengan Akses ke Aset Berharga: Pengecekan SLIK juga bisa diterapkan pada posisi yang memerlukan tingkat kepercayaan tinggi, terutama yang berurusan dengan aset atau data penting.
Namun, untuk posisi umum atau yang lebih operasional, rasanya pengecekan ini tidak seharusnya menjadi penentu. Fokus perekrutan semestinya lebih pada keterampilan, pengalaman, dan cocok tidaknya kandidat dengan budaya perusahaan.
Alternatif Mengevaluasi Kandidat Tanpa Mengecek SLIK
Jika tujuan dari pengecekan SLIK adalah untuk memastikan kandidat tidak membawa risiko finansial yang besar ke dalam perusahaan, ada beberapa cara lain yang bisa kita lakukan tanpa menyentuh aspek pribadi yang terlalu dalam:
- Wawancara Mendalam: Kita bisa menggali bagaimana kandidat menangani tekanan atau situasi sulit. Pertanyaan semacam ini bisa membantu kita memahami bagaimana mereka mengelola tantangan dalam hidup, tanpa perlu mengorek informasi pribadi seperti riwayat kredit.
- Cek Referensi Kerja: Menghubungi pemberi kerja sebelumnya juga merupakan cara efektif untuk mendapatkan informasi mengenai karakter, integritas, dan profesionalisme kandidat.
Jadi, Perlukah Mengecek SLIK Saat Rekrutmen?
Pada akhirnya, keputusan untuk mengecek SLIK atau tidak sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan dan jenis posisi yang akan diisi. Jika posisi tersebut memerlukan tanggung jawab finansial tinggi atau akses ke data sensitif, mungkin pengecekan SLIK bisa menjadi langkah yang bijak. Namun, untuk posisi yang lebih umum, fokus seharusnya ada pada keterampilan dan sikap kandidat.
Transparansi juga sangat penting. Jika perusahaan memutuskan untuk mengecek SLIK, sebaiknya informasi ini disampaikan di awal proses rekrutmen agar kandidat merasa dihargai dan tidak merasa terjebak. Hal ini penting untuk menjaga hubungan baik dan menunjukkan bahwa perusahaan menghargai privasi serta kesetaraan peluang bagi setiap calon pegawai.
Pada akhirnya, proses rekrutmen adalah tentang menemukan orang yang tepat untuk peran yang tepat. Mengecek SLIK mungkin bermanfaat dalam beberapa kasus, tetapi tidak selalu diperlukan. Bagaimana menurut Anda? Apakah pengecekan SLIK merupakan langkah penting dalam perekrutan atau justru langkah yang terlalu jauh? Yuk, kita lanjutkan diskusi ini untuk mendapatkan perspektif lebih luas!
Video cara cek slik